Jumat, 19 November 2010

Cinderamata Pernikahan

Memahami Perasaan dan Tabiat Istri (sebuah tausiah)

Perbedaan kejiwaan yang ada di antara pria dan wanita hendaknya dijadikan pertimbangan seorang suami dalam berinteraksi dengan istri. Suami hendaknya memperhatikan perasaan dan tabiat istri sebagai seorang wanita yang kerap berubah, sehingga diharapkan suami dapat memperlakukan istrinya dengan penuh kelembutan dan cinta. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memberikan perumpamaan yang mendalam tentang hal ini dalam sebuah wasiat tentang wanita dalam hadist berikut.

"Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau berupaya meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan tetap bengkok. Karena itu terimalah wasiat berkenaan dengan wanita, yaitu untuk selalu berbuat baik kepada mereka." (HR. Bukhari dan Muslim).

Seorang istri adalah juga seorang manusia yang terbatas sesuai tabiatnya. Suami memang sudah selayaknya berupaya untuk meluruskan istrinya, namun haruslah dengan kesadaran bahwa tidaklah mungkin untuk menjadikan istrinya sesuai dengan seluruh harapan yang dikehendaki suami. Ketika seorang suami dapat memahami perasaan istrinya, maka dia akan merasakan kebahagiaan bersama istri tercinta.

Ada kisah hikmah lainnya berkaitan dengan hal ini. Diriwayatkan ada seorang pria menemui Amirul Mukminin Umar bin KhaththabRadhiyallahu 'anhu untuk berkonsultasi tentang tabiat istrinya yang kurang baik. Ketika pria itu tiba di rumah Umar, tiba-tiba saja dia mendengar suara istri Umar yang sedang menggerutu kepada Umar, sedangkan Umar diam saja. Melihat kejadian ini, pria itu bertanya pada dirinya sendiri, "Jika Umar saja seperti ini, padahal dia Amirul Mukminin, bagaimana dengan saya?". Kemudian kisah berlanjut hingga Umar pun menjelaskan kepada pria itu, "Wahai saudaraku, saya memberikan hak-haknya atas diriku, karena dia telah memasak makananku, mencucikan pakaianku, dan mengurus anak-anakku."

Kisah ini memberi pelajaran kepada suami agar selalu bersabar dan memaafkan istrinya serta agar lebih melihat kebaikan istri daripada keburukannya. Hal ini selaras dengan ayat dan hadits berikut.

"Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mugkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (An-Nisaa: 19).

"Seorang mukmin laki-laki tidak boleh membenci seorang mukmin perempuan. Jika dia membenci suatu sifat padanya maka dia ridha dengan sifat yang lainnya". (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar