Puisiku



DENGAN CINTA

Seorang manusia….bahkan siapa pun tahu
Hidup tiada arti tanpa cinta yang utuh
Siapa pun akan merasakan
Setiap insan terikat dengan cinta
Sebuah perasaan yang tak butuh pengakuan
Namun terkadang tak hanya butuh itu saja
Cinta tak hanya datang dengan sendirinya
Tapi juga mengajak setiap insan untuk bicara pada dirinya
Yang utuh tanpa sebuah paksaan
Dan tak selamanya harus ada angin yang mendengar
Juga yang tak selamanya harus menyerbak wangi layaknya bunga
Cinta bisa saja berupa goresan rahasia
Utuh terpatri mendalam dalam kalbu


Dengan cinta…layaknya angin…tak akan ada yang tahu arahnya
Sebuah jiwa dapat terbawa terbang tinggi hingga menyentuh awan
Putih…ringan…ah, hati terbawa angan
Namun badai akan menjadi pembawa penentuan
Awan putih yang penuh dengan kesucian
Dapat pudar begitu saja tanpa bekas yang tertahan
Atau…awan putih itu akan kembali menawan
Putih…utuh dengan sejuta kesejukan
Yang akan menjadi ruang tak tergantikan
Bagi setiap insan yang menyeru sebuah keyakinan


Menjadi sempurna…siapa yang mampu?
Aku…kamu…ataukan kalian…adakah yang tahu?
Cinta…hanya akan selalu mengikuti langkah siapa saja
Kadang kedatangannya hanya dengan canda tawa ringan…
Dengan sebuah pergolakan angan dan impian…
Atau bahkan dengan air mata yang sulit disembunyikan
Kedatangannya kadang bertahtakan zamrud beruntai sejuta makna terpendam
Atau hanya akan datang dengan pahatan sederhana di atas kayu usang
Namun layaknya jati yang jika meranggas pun bukan berarti berpulang
Akan tetapi sekadar butuh waktu agar kembali membentuk tunas setelah penghujan datang

(My apartment…..Tsuruoka-shi, Yamagata-ken, Japan, 15th April 2008)





AKU BUKAN BAHAGIA


Jika kau cari bahagia...itu bukan aku
Jika kau cari sempurna...itu bukan aku
Jika kau cari ketidakberdayaan...ya, itu aku
Jika kau cari kehidupan...ya, itu aku
Karena dengan hidup aku ada
Karena dengan hidup aku berarti
Karena dengan hidup pula aku tiada
Karena dengan hidup pula aku tersisih


Bagiku...aku adalah seonggok pasir hitam
Dengan hitamku...aku bermisteri
Dengan segala rupa yang aku punya ketika terlihat
Dengan butiranku yang melimpah
Aku adalah kekuatan dan kelemahan
Kala butiranku bertambah
Aku kuat...aku kuat mengeras menjadi batu
Kala butiranku berkurang
Aku lemah...perlahan aku terhempas badai kencang


Aku adalah tangga kebahagiaan
Aku hanya pelengkap bagi bahagia dalam kebersamaan
Aku sendirian hanyalah rona kehidupan
Aku hanyalah satu warna untuk lukisan megah
Tanpaku, lukisan itu akan tetap ada
Bagaimana pun caranya
Jika lukisan itu adalah bahagia
Maka aku bukan bahagia


(Bandung, 29 Mei 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar